Wisata Danau

Berikut Kami sajikan informasi tentang Obyek Wisata beberapa Danau, Waduk dan Situ di Indonesia, artikel dikutip dari berbagai sumber dan sebaiknya simak juga sumbernya.
Danau Singkarak

Siapa yang tidak kenal danau Singkarak, sebuah danau vulkanik yang terletak di jantung Sumatera Barat. Dengan pemandangan yang sangat eksotis, Danau singkarak layak dijadikan salah satu kunjungan wajib jika kita berwisata ke propinsi Minangkabau tersebut. Namun dengan kondisi yang ada sekarang, perhatian pemerintah dan warga setempat sangat diperlukan untuk tetap menjaga bahkan mengembangkan potensi pariwisata yang ada disana. Hal ini diperlukan agar danau Singkarak yang sempat menjadi ikon pariwisata Sumatera Barat tidak rusak atau hilang karena kurangnya kepedulian dari Pemerintah dan masyarakat sekitar.

Berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan. Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau Singkarak ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Danau Singkarak juga dikenal sebagai tempat yang cukup menjanjikan sebagai daerah wisata memancing. Hal ini dibuktikan dengan ramainya kawasan di seputaran danau Singkarak dengan para pemancing yang berasal dari kota sekitar danau maupun dari luar Propinsi Sumatera Barat. Diantara jenis ikan-ikan yang umum dipancing yaitu asang, piyek, balingka, baung, dan ikan yang menjadi legenda Sasau, yang konon dapat mencapai ukuran berat hingga 8 Kg. Aktivitas lainnya yang dapat dilakukan adalah olah raga dayung. Lomba Dayung kerap diselenggarakan di Danau Singkarak, dan merupakan salah satu program pemerintah daerah setempat untuk mempromosikan tempat wisata danau Singkarak.

Satu lagi keunikan yang berada di danau Singkarak, yaitu Ikan Bilih. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan spesies ikan endemik (yang diperkirakan hanya hidup di danau ini), dan menjadi salah satu makanan khas. Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dengan ketersediaan bahan makanannya yang terbatas. Dengan hanya ada 19 spesies ikan yang hidup di danau Singkarak menunjukkan keanekaragaman ikan di tempat itu tidak telalu tinggi. Kondisi mesogotrofik danau Singkarak yang menyebabkan daya dukung habitat ini untuk perkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton dan betos, sangat terbatas.

Dari beberapa kali penelitian menunjukan populasi plankton dan betos di danau Singkarak sangat rendah. Padahal komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan basis dari terbentuknya suatu mata rantai makanan dan memegang peranan sangat penting dalam suatu ekosistem danau. Kondisi tersebut, menyebabkan sumber nutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenis plankton dan bentos tidak terpenuhi.

Ikan bilih merupakan ikan khas (endemik) danau Singkarak. Ikan pemakan plankton sepanjang 6-12 sentimeter ini hasil evolusi selama berjuta-juta tahun atau mungkin lebih di lingkungan danau itu. Ikatan antara ikan ini dan danaunya sangat erat, ”Sampai-sampai belum bisa dibudidayakan di kolam buatan,” Suatu kali, serombongan peneliti dari Amerika Serikat yang terpikat akan kelezatannya pernah mencoba membudidayakan ikan itu. Di negerinya, ikan ini dikembangkan di kolam buatan. Kondisi lingkungan kolam itu dibuat semirip mungkin dengan Danau Singkarak. Hasilnya adalah nol besar.

Namun saat ini, ikan bilih telah berhasil dibudidayakan di danau Toba, Sumatera Utara. Warga setempat menyebutnya ikan Pora-pora. Ikan pora-pora adalah ikan bilis dan berasal dari Singkarak. Ikan ini berada dan hidup di Toba sejak sekitar enam tahun lalu, dibawa oleh para peneliti Badan Riset Kelautan dan Perikanan Jakarta. Jumlahnya sekitar 5.000 ekor. Tujuannya waktu itu adalah untuk mengisi relung makanan yang belum dimanfaatkan oleh ikan yang ada di danau Toba. Karena habitat barunya cocok untuk tumbuh dan berkembang biak, di Toba ikan bilih itu cepat berkembang. Bahkan ukuran ikan bilih di danau Toba lebih besar daripada di habitat aslinya. Toh, meski keberlangsungan spesies ini terjaga di Toba, dikhawatirkan ikan bilih di Toba mengancam ikan asli di danau itu. Soalnya, jika populasi ikan bilih berkembang terlalu pesat, ikan pendatang ini akan mengurangi ketersediaan pakan untuk ikan asli danau tersebut.

Karena itu, pemerintah diminta tetap mengupayakan pelestarian ikan bilih di rumah aslinya. Caranya dengan melakukan restocking (penebaran bibit baru) ikan bilih di danau Singkarak seperti yang dulu dilakukan di Toba. Langkah pelestarian lainnya yang tak kalah penting adalah pengatuaran secara ketat penangkapan ikan ini oleh nelayan, karena ancaman kepunahan ikan iblis dari Singkarak akibat penangkapan yang berlebihan. keadaan ini terjadi sejak akhir 1990-an. Nelayan mulai menangkap ikan ini dengan jaring bermata kecil, akibatnya, ikan bilih tak sempat berkembang biak, karena belum bertelur sudah tertangkap.

Selain tempat berwisata yang mengasyikkan, Danau Singkarak juga digunakan sebagai tempat olahraga (sport tourism) seperti di darat bisa untuk jalan santai, jogging, senam. Di danau untuk olahraga berenang, fishing, dayung dan olahraga udara seperti paragliding, terjun bebas, parasailing, paralayang yang melayang di udara bebas dengan pemandangan yang indah. Apalagi, Danau yang terletak pada ketinggian 36,5 meter dengan suasana berbukit maka sangat cocok untuk paralayang.

Sumber www.iftfishing.com
Danau Ranau

Danau Ranau merupakan danau terbesar dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di kecamatan Banding Agung Kabupaten UKO Selatan (dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu). Berjarak sekitar 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja, dan 50 kilometer dari Muara Dua, ibu kota OKU Selatan, dengan jarak tempuh dengan mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang.

Sementara dari Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung.

Luas Danau Ranau sekitar 8×16 km dengan latar belakang Gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari suhu berkisar 20° – 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51′45″ bujur selatan dan 103°55′50″ bujur timur. Secara geografis, topografi danau ranau adalah perbukitan berlembah, sehingga menjadikan danau Ranau memiliki cuaca sejuk. Terdapat beberapa jenis ikan hidup di danau, antara lain mujair, kepor, kepiat, dan harongan.

Pemandangan seputar Danau Ranau sungguh menakjubkan. Apaladi di tengah danau terdapat pulau bernama Pulau Marisa. Di sana juga terdapat sumber air panas. Sebagai tujuan wisata, wilayah ini kaya potensi karena masih ada objek pendukung seperti air terjun hingga resort.

Asal-Usul
Awalnya adalah letusan yang dahsyat dari sebuah gunung berapi. Letusan itu mengakibatkan tanah terbelah menjadi semacam jurang yang memanjang. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi belahan akibat letusan itu.
Air terus-menerus mengalir ke dalam belahan yang menyerupai lubang besar. Dan lama-kelamaan lubang besar penuh dengan air. Lalu, di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau.
Itulah legenda terjadinya Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut. Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.

Pesona Danau Ranau
Danau Ranau memang memiliki pesona. Bagamaina tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam yang elok. Gunung Seminung yang menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang yang penuh dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu.
Hamparan sawah yang hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang, menari. Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu. Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan kerikil putih yang ada di sepanjang tepi danau itu.

Di tepi danau saat ini telah dibangun shelter untuk bersantai dan dermaga bagi wisatawan yang ingin menyewa perahu untuk berkeliling danau dan mandi air panas (hot spring) yang letaknya tidak jauh dari lokasi hotel. Kelengkapan fasilitas kamar pun tak luput dari perhatian pihak pengelola.
Saat ini seluruh kamar telah dilengkapi dengan sarana standar hotel berbintang seperti tv, ac, dan kulkas. Bagi pengunjung yang membawa anak-anak, tidak perlu khawatir mereka akan merasa bosan, sebab di pelataran hotel telah dipersiapkan arena bermain anak seperti komidi putar, bianglala dan lain-lain.

Sumber www.iftfishing.com
Danau Toba

Menikmati Danau Toba dari Pulau Samosir

Keindahan Danau Toba tak akan pernah habis diperbincangkan orang. Dipandang dari sudut mana pun — baik dari Parapat, Tongging, maupun dari Pulau Samosir — danau ini sama indahnya. Kali ini saya akan mengajak Anda menyusuri Danau Toba dari dalam, yaitu dari Pulau Samosir.

Dari Medan ke Danau Toba

Rute paling umum yang ditempuh wisawatan adalah melalui kota Parapat, yang berada di pinggir Danau Toba. Dari Medan, kota ini dapat dijangkau dalam lima jam perjalanan darat, melewati kota Pematang Siantar.

Bila hendak menggunakan kendaraan umum, Anda dapat menumpang bus atau L-300 di Terminal Amplas Medan. Saran saya, pilihlah bus besar sebab perjalanan yang panjang dan cukup berliku.

Di sepanjang perjalanan, terutama bila sudah dekat Parapat, pemandangan indah Danau Toba dapat mulai Anda nikmati di sisi kanan jalan. Selamat datang di Parapat, gerbang menuju keindahan Pulau Samosir!

Pulau Samosir

Pulau seluas kira-kira 630 km persegi yang terletak di tengah Danau Toba ini dapat dicapai lewat dua pelabuhan: Ajibata dan Balige. Sebagai pelabuhan yang lebih besar, Ajibata menyediakan alat transportasi berupa feri yang dapat mengangkut mobil, truk dan kendaraan bermotor lainnya.

Hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 3 ribu, Anda dapat menyeberang ke Tomok di Samosir dalam waktu sekitar 40 menit. Bila ingin menikmati pemandangan, ambillah tempat di dek bagian atas feri. Ketika terlihat anak-anak berenang di sekitar kapal, lemparkanlah uang koin, maka mereka akan berenang berebutan mengambilnya.

Bila tidak membawa kendaraan, Anda dapat langsung menyeberang dari Parapat menuju penginapan yang telah dipesan. Perjalanan dengan perahu motor ini lebih cepat daripada feri, dan langsung mengantar Anda ke tempat tujuan. Biayanya Rp 5 ribu per orang, tetapi mungkin lebih bila ternyata tidak banyak penumpang di dalam perahu tersebut.

Tomok dan Tuktuk

Tomok merupakan desa pelabuhan yang menjadi tempat transit kendaraan dari Pulau Sumatra. Tempat ini ramai dengan pasar tradisional dan warung-warung. Di Tomok terdapat objek wisata yaitu Makam Raja Sidabutar. Bila Anda berjalan sekitar 45 menit dari Tomok, Anda akan tiba di Tuktuk, pusat wisatawan di Pulau Samosir. Ada angkutan umum apabila Anda tidak ingin berjalan di bawah terik matahari.

Sebagai pusat pariwisata di Samosir, Tuktuk menyediakan berbagai fasilitas, antara lain akomodasi, restoran, toko-toko, penyewaan sepeda dan sepeda motor, toko suvenir, agen perjalanan, juga beberapa bar.

Beberapa penginapan yang dapat dipilih antara lain Hotel Carolina, salah satu yang terbesar serta paling terkenal di Samosir. Yang lainnya adalah Tabo Cottages, yang terkenal akan masakan vegetariannya serta roti dan kue buatan sendiri.

Bila Anda menginginkan kenyamanan dan suasana tenang, mungkin Horas Family House merupakan pilihan yang tepat. Selain itu, ada pula Hotel Silintong, Thyesza, Toledo Inn dan dan Samosir Cottages. Untuk satu malam, dana yang Anda keluarkan tidak akan banyak. Anda hanya akan merogoh kocek sebanyak Rp 100-250 ribu, tergantung fasilitas akomodasi yang dipilih.

Bila Anda memutuskan untuk menginap di Tuktuk, tentu Anda tidak akan menghabiskan waktu di tempat itu saja. Menyewa sepeda dan sepeda motor merupakan pilihan yang tepat untuk menyusuri keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir, serta tak ketinggalan budaya Batak Toba. Biaya sewa biasanya berkisar antara Rp 70-80 ribu.

Ambarita, Simanindo, dan Pangururan

Dalam perjalanan mengelilingi Pulau Samosir, Anda dapat menikmati panorama bukit yang hijau, sawah yang membentang, serta pemandangan danau yang tenang. Semua ini mungkin jarang Anda dapatkan di kota besar tempat Anda tinggal.

Selain itu, aktivitas warga desa menjemur gabah dan mengangkut hasil bumi mereka akan menjadi pemandangan yang sangat menarik.

Desa Ambarita bisa ditempuh dengan satu jam berjalan kaki dari Tuktuk, atau sekitar 20 menit dengan perahu. Desa ini menarik karena orang Batak Toba masa lampau masih menganut kanibalisme. Kini yang tersisa hanyalah jejeran kursi batu tempat para tetua mengadakan pertemuan untuk memutuskan nasib musuh yang tertangkap.

Di Simanindo, Anda memiliki kesempatan untuk melihat peninggalan rumah raja yang telah diubah menjadi museum dengan replika desa di sekelilingnya. Di salah satu sudut terdapat juga makam raja-raja Batak Toba yang cukup terawat. Dari tepi Danau Toba di Simanindo, Anda juga dapat melihat sebuah pulau kecil bernama Tao. Bila Anda bersepeda motor, Anda dapat menikmati keindahan Tao dan Danau Toba dari tepi dermaga.

Sementara itu, Pangururan dapat ditempuh selama sekitar 90 menit dengan sepeda motor dari Tuktuk atau Tomok. Objek wisata yang terkenal di Pangururan adalah Aek Rangat atau pemandian air panas yang bersumber dari Gunung Pusuk Buhit. Tempat ini sangat cocok untuk melepas lelah setelah seharian berkeliling Pulau Samosir dan menikmati keindahan Danau Toba

Dikutip dari http://id.travel.yahoo.com
Situ Patenggang.

Situ Patenggang, Danau Dengan Batu Cinta.

Situ Patenggang (atau sering juga disebut Situ Patengan) merupakan sebuah danau cantik yang terletak di daerah Ciwidey, Jawa Barat. Anda dapat merasakan ketenangan melihat danau ini dan merasakan sejuknya udara pegunungan yang berhembus. Ditambah lagi letaknya yang tidak jauh dari obyek wisata yang sudah terkenal yaitu Kawah Putih. Jadi dengan mengunjungi satu lokasi, Anda dapat menikmati dua tempat wisata menarik sekaligus yaitu Kawah Putih dan Situ Patenggang.
Danau Patenggang atau juga dikenal dengan nama Situ Patenggang (situ berarti danau dalam Bahasa Sunda) berada di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1600 meter dari permukaan laut dan berada di kaki Gunung Patuha. Karena posisinya yang tinggi, Anda akan merasakan udara yang dingin dan segar saat mengunjungi danau ini.

Lokasinya sekitar 2 jam perjalanan dari kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di bagian selatan kota Bandung di Ciwidey. Untuk mengunjungi tempat ini, Anda bisa keluar dari pintu tol Kopo atau Buah Batu lalu menuju ke arah selatan Bandung. Beberapa petunjuk jalan menuju Ciwidey atau Kawah Putih bisa Anda ikuti untuk menuju tempat ini.

Dalam perjalanan menuju Situ Patenggang, nuansa hijau alami akan menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Pohon-pohon rindang dan hamparan kebun teh dengan daunnya yang rapat membuat warna hijau menjadi semakin dominan.di sepanjang jalan menuju danau. Jalanan berkelok harus dilalui untuk mencapai tujuan, tetapi akan terasa menyegarkan karena nuansa pegunungan yang hijau dan udara bersih khas pegunungan akan menyertai perjalanan Anda. Selain itu, perkebunan strawberry yang ada di sepanjang perjalanan dapat pula menambah daya tarik daerah wisata ini.

Berkeliling Situ Patenggang
Sesampainya di Situ Patenggang yang berada di balik hamparan kebun teh, danau luas dan berair tenang akan menyambut Anda. Pegunungan menjulang mengelilingi Situ Patengan.

Di tepi danau, perahu-perahu dengan warna-warna yang terang siap mengantarkan Anda dan keluarga menjelajahi lebih jauh danau ini. Tawar-menawar untuk menyewa perahu biasa dilakukan pengunjung agar mendapatkan harga yang tidak terlalu mahal.

Jika Anda tidak mau terlalu jauh dari tepi pantai, menggowes sepeda air cukup menarik untuk dicoba. Atau Anda dapat sekedar duduk-duduk menikmati ketenangan air danau di tempat-tempat yang telah disediakan.
Jika Anda menyewa perahu, Anda dapat mengunjungi sebuah pulau yang ada di tengah danau ini. Pulau yang tidak terlalu besar ini ditumbuhi pohon-pohon dengan daun yang rindang, jadi Anda dapat beristirahat atau tidur sejenak di pulau yang tenang ini.

Batu Cinta.
Yang juga menjadi favorit di tempat ini adalah lokasi Batu Cinta. Sebuah lokasi yang berada di tengah danau dengan sebuah batu besar yang menjadi panandanya. Batu inilah yang disebut dengan Batu Cinta.
Batu Cinta berasal dari sebuah legenda Jawa Barat. Di tempat inilah Ki Santang dan Dewi Rengganis, sepasang kekasih yang harus melewati perjalanan sulit dalam percintaan mereka, akhirnya bertemu kembali di tempat ini, setelah sebelumnya terpisah. Air yang mengisi danau ini menurut mitos masyarakat Patengan berasal dari deraian air mata kedua manusia tersebut.

Itu sebabnya beberapa orang juga menyebut Situ Patenggang sebagai Situ Penganten. Kisah ini dapat Anda baca pada sebuah lukisan bergambar panorama Situ Patengan yang berada di lokasi Batu Cinta. Masyarakat setempat juga percaya bahwa jika mengunjungi Batu Cinta bersama pasangan, maka hubungan pasangan tersebut akan langgeng.

Patenggang memang sebuah danau yang menarik untuk dikunjungi. Anda bisa mendapat berbagai cerita menarik setelah mengunjungi danau ini. Keindahan dan kesejukan alamnya, membuat Anda kembali segar.

Bandung Selatan menyimpan beberapa obyek wisata alam yang indah. Kawah Putih yang eksotis dan Situ Patenggang yang tenang dengan Batu Cinta yang melegenda di Jawa Barat. Anda dapat mengunjungi kedua wisata ini sekaligus karena letaknya yang berdekatan.

Dikutip dari Kumpulan Info
Danau Kalimutu.

Pesona Danau Kalimutu

Inilah sebuah gunung yang menyimpan misteri sekaligus pesonanya. Gunung Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan puncak berketinggian 1.690 m dari atas permukaan laut, gunung itu memiliki keunikan karena ada tiga buah danau kawah berbeda warna.

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.

Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Bagi penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak-kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni.

Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.

Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.

Di Kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio yang menjadi salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat.

Sumber : http://bumi-tuntungan.blogspot.com
Waduk Jatiluhur.

Jatiluhur Tempat Wisatdi Purwakarta
Jatiluhur adalah Tempat wisata di Purwakarta yang berupa waduk pembangkit listrik yang dulunya sungai Citarum. Jatiluhur disamping buat pembangkit listrik ternyata kita bisa menikmati suasana keindahan alamnya dan juga ada peternakan ikan berupa tambak, yang biasa oleh orang sana disebut Kolam Apung karena ikan tersebut di ternak di jaring yang terapung di air waduk Jatiluhur. Keindahan dan nuansa suasana Jatiluhur menarik para Wisatawan lokal biasanya lonjakan pengunjung akan sangat ramei ketika hari Raya Idul Fitri dan hari liburan sekolah atau kerja.

Obyek wisata Jatiluhur terletak 9 km dari kota Purwakarta, terkenal dengan Bendungan Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957, dapat menampung tidak kurang 3 milyar3 air Sungai Citarum dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Di dalamn Bendungan Ir. H. Juanda, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dan produksi tenaga listrik rata-rata 1000 juta kwh setiap tahun. Selain dari itu, memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir.
Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat Budi daya Ikan Keramba Jaring Apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.

Dikawasan ini pula kita dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola oleh PT. Indosat, sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling Card (ICC), international direct dan lainnya. Terletak 7 km dari kota Purwakarta.

Sumber : KAFEIN4U
Situ Bagendit

Objek wisata Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi ini merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamukti. Letaknya sekitar 4 kilometer dari Kota Garut, Jawa Barat. Untuk mencapai obyek wisata ini, dari Kota Garut dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan kota trayek Terminal Guntur-Kampung Mengger atau Garut-Limbangan.

Asal mula Situ Bagendit, pada zaman dahulu kala hidup seorang janda kaya yang bernama Nyai Bagendit. Ia mempunyai harta yang berlimpah ruah akan tetapi ia sangat kikir dan tamak, ia juga sangat sombong terutama kepada orang miskin. Pada suatu hari Nyai Bagendit melakukan pesta karena harta yang dimilikinya bertambah banyak. Ketika pesta itu sedang berlangsung, datang seorang pengemis dengan tubuh yang kurus dan baju compang-camping menghampiri Nyai Bagendit sambil berkata, “Tolonglah Nyai berilah hamba sedikit makanan”. Pengemis itu memohon.

Melihat pengemis itu Nyai Bagendit sangat marah dan mengusirnya “Pengemis kotor tidak tau malu, pergi kau dari rumahku!”. Bentak Nyai Bagendit. Dengan sedih akhirnya pengemis itu pergi meninggalkan rumah Nyai Bagendit tanpa sedikitpun makanan yang diterima malahan ia mendapatkan cacian dan makian dari janda kaya yang sombong itu. Keesokan harinya penduduk desa itu dikejutkan dengan adanya sebatang lidi yang tertancap di jalan desa. Satu persatu penduduk desa itu mencoba untuk mencabut lidi itu, namun tak satu pun yang berhasil.

Lalu muncul pengemis yang pernah datang ke rumah Nyai Bagendit, kemudian ia mencabut lidi itu dengan mudahnya. Seketika itu pula keluarlah pancuran air dari bekas lubang yang dicabut lidinya oleh pengemis tadi. Lama kelamaan pancuran air tadi bertambah deras dan tidak bisa berhenti, sehingga membuat warga desa menjadi panik. Karena air semakin besar dan mulai menggenangi desa itu maka para penduduk memutuskan untuk pergi meninggalkan desa tersebut.

Nyai Bagendit yang kaya dan sombong itu lebih memilih untuk tetap tinggal menjaga harta-hartanya, dia lebih mementingkan hartanya daripada keselamatan nyawanya sendiri. Akhirnya dia tenggelam bersama harta bendanya, sedangkan penduduk yang pergi meninggalkan desa itu semuanya selamat. Itulah sepenggalan cerita asal mula terbentuknya Situ Bagendit menurut cerita yang beredar dikalangan masyarakat.
Objek wisata ini memiliki potensi pemandangan alam yang cukup menarik, sebuah danau besar dengan latar belakang gunung yang menjulang tinggi terselimuti awan di bagian atasnya nampak indah dipandang mata. Beberapa rakit terbuat dari bambu dengan atap dan tempat duduknya yang berwarna-warni, siap mengantar pengunjung untuk mengarungi danau. Tidak hanya rakit, perahu kecil berbentuk angsa dan kano juga disediakan bagi mereka yang ingin lebih privasi dalam menikmati perjalanan melintasi danau. Sekumpulan bunga teratai tampak bermekaran disalah satu sudut danau.

Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan sekitar dengan menggunakan kereta api mini dengan tarif yang cukup murah. Tapi sayangnya jalur yang dilewati kereta api itu tidak begitu jauh dan hanya memutari tempat-tempat yang dipenuhi pengunjung dan pedagang kaki-lima, sehingga kurang begitu menarik.

Selain berbagai fasilitas di atas, masih ada berbagai fasilitas penunjang lainnya yang membuat kawasan wisata Situ Bagendit banyak dikunjungi para wisatawan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah: lapangan parkir yang cukup luas (dapat menampung 30 buah bus, 60 buah mobil, dan 180 buah sepeda motor), 6 buah shelter, taman bermain anak, musola, gazebo-gazebo tempat makan dan minum, toilet, dan sebuah kolam renang yang sudah tidak berfungsi lagi dengan baik karena telah bercampur dengan rembesan air yang berasal dari Situ Bagendit.

Objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini beroperasi pukul 07.00-17.00. Kondisi bangunan yang terdapat di kawasan ini dalam kondisi yang baik dengan jenis material bangunan permanen dan semi permanen dalam tata ruang yang cukup baik dikarenakan pembangunan di kawasan Situ Bagendit ini sudah direncanakan dengan baik. Dikawasan objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini kualitas lingkungan, kebersihan dan bentang alamnya dalam kondisi yang baik.di kawasan ini terdapat pencemaran sampah dan vandalisme berupa coretan di bangunan dan pohon yang disebabkan oleh pengunjung.Visabilitas di kawasan ini sedikit terhalang, tingkat kebisingan yang sedang dan sedikit terdapat rambu iklan.

Tentunya penanganan yang lebih serius dalam mengelola objek wisata ini akan mampu menyedot jumlah pengunjung yang lebih banyak lagi. Dan tentunya bagi para pengunjung seharusnya kita juga bisa menjaga keindahan tempat wisata ini dengan tidak melakukan perbuatan yang tidak penting seperti; mencoret-coret dan merusak fasilitas yang ada. Karena bagaimanapun juga secara natural Situ Bagendit memang berpotensi dan menarik sekali untuk dikunjungi, terlebih diwaktu matahari terbit atau tenggelam, nampaknya akan mampu memberikan nuansa tersendiri bagi pengunjungnya.

Sumber www.iftfishing.com
Waduk Sermo

WADUK SERMO


Waduk Sermo, Adalah sebuah Waduk (Danau) yang berada di perbukitan “Bukit Menoreh”, tepatnya di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo, sekitar 5 km di sebelah barat kota Wates Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak diresmikan pada tanggal 20 November 1996 oleh Presiden Soeharto, waduk Sermo menjadi penyangga air bagi pertanian di bawahnya sekaligus objek menjadi obyek wisata lokal yang sangat menarik dan membanggakan bagi kulon Progo. Panorama alam yang disajikan waduk sermo sangat indah diselimuti hawa yang sejuk segar dan angin yang berhembus semribit menambah kenikmatan bersantai di pinggir Waduk Sermo.

Waduk Sermo sendiri menurut Pemkab Kulonprogo memiliki luas genangan kurang lebih 157 Ha dengan keadaan air yang jernih membiru serta bentuknya yang berkelok-kelok menyerupai jari tangan manusia dengan latar belakang perbukitan menoreh yang hijau.

Bagi para mancing mania, Khususnya yang ada di sekitar Jogjakarta, pasti sudah akrab dengan waduk yang satu ini. Tak jarang mereka menginap atau bermalam di Waduk ini untuk menyalurkan hobi mereka. Waduk sermo menjadi alternatif tempat memancing bagi para mancing mania. Disini ada bermacam-macam jenis ikan air tawar, antara lain: Wader, lele, Nila dan Sebagainya.

Selain pengunjung dari kalangan Macing mania, banyak juga pengunjung yang hanya sekedar ingin menikmati keindahan tempat wisata ini dengan berkeliling waduk menggunakan perahu. Bentuk waduk yang berkelok-kelok dan dikelilingi bukit-bukit merupakan keindahan tersendiri yang dapat dinikmati dengan menggunakan perahu motor.

Biayanya cukup murah, hanya Rp. 5.000,- per orang bagi dewasa, dan Rp. 3.000,- per orang untuk anak-anak. Anda akan dibawa berkeliling selama 20 menit, jika penumpang perahu sudah berjumlah minimal 5 orang. Kalaupun ingin borongan, pengunjung cukup membayar Rp. 100.000,- /jamnya.

Fungsi utama dari waduk ini yaitu sebagai penampung air yang disalurkan PDAM untuk air bersih, irigasi atau pengairan, serta pencegah banjir. Pemandangan yang elok nan asri disertai view pegunungan menoreh yang menjulang hijau dengan hutan-hutannya serta sejuknya udara menjadi nilai jual wisata bagi waduk ini.

Sumber http://banggawisatalokal.blogspot.com
Waduk Riam Kanan


Waduk Riam Kanan terletak di Desa Aranio, Kabupaten Banjar, waduk ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Betapa tidak waduk yang dibangun dengan menenggelamkan sembilan desa pada 1963 tersebut menjadi sumber air baku PLTA, PDAM, pertanian dan perikanan, hingga obyek wisata.

Permukaan air waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar tengah surut. Kondisi ini diakui para petani ikan, tidak sampai mempengaruhi jumlah hasil tangkapan. Ikan masih melimpah.

Bila pagi, suasana jual beli ikan di dermaga Waduk Riam Kanan begitu ramai. Hal ini menjadi pemandangan dan hiburan tersendiri, khususnya bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Ikan hasil tangkapan terbilang besar-besar. Ikan yang terdapat di waduk ini diantaranya, ikan puyau, ikan mas, haruan hingga nila.

Selama perjalanan menuju waduk ini anda akan ditemani bukit-bukit terjal di kiri kanan jalan yang menambah cantik pemandangan. Hamparan sawah yang menghijau serta perkampungan penduduk desa yang terlihat bersahaja semakin memanjakan mata yang bosan dengan kehidupan perkotaan.

Berbagai macam objek wisata bisa anda lakukan di tempat ini. Di tempat ini anda bisa memancing karena ikan yang terdapat di waduk ini sangat melimpah, ukurannya pun terbilang cukup besar, bahkan bisa mencapai 15 kg. Selain itu, anda bisa mengunjungi pulau-pulau pinus yang terdapat di tengah waduk.

Anda bisa mengunjungi pulau-pulau pinus tersebut dengan menyewa perahu klotok yang terdapat di pelabuhan. Untuk menuju Pulau Pinus pertama, biaya sewa yang dikenakan hanya sebesar Rp. 75 ribu saja. Sedangkan untuk menuju Pulau Pinus kedua dikenai biaya sebesar Rp. 100 ribu, karena letaknya yang lebih jauh.

Saat berada diatas klotok yang melaju, pesona Riam Kanan benar-benar eksotis. Hamparan air waduk yang menghijau, perbukitan yang asri, langit yang membiru serta puluhan rumah terapung adalah paket yang ditawarkan Riam Kanan yang dapat disaksikan dari atas klotok.

Sesekali sampan kecil bermesin terlihat melaju diatas luasnya waduk Riam Kanan. Mereka adalah para nelayan yang membawa ikan hasil tangkapan untuk dijual ke pasar. Selain itu, jembatan panjang yang membelah waduk serta rimbunnya ratusan pohon pinus yang menjulang tinggi di tengah waduk menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Waduk Riam Kanan.

Waduk Riam Kanan
Desa Aranio, Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan

Dikutip dari www.iftfishing.com
Danau Laut Tawar

Kawasan Wisata Danau Laut Tawar

Danau Laut Tawar adalah sebuah kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggröe Aceh Darussalam. Orang Gayo menyebutnya dengan “Danau Lut Tawar”. Masyarakat Gayo beranggapan, Danau Laut Tawar terlihat begitu luas hingga tampak seperti lautan. Meskipun luasnya tampak seperti lautan, sumber air di danau itu bukan air asin dari lautan. Lokasinya tepat di tengah-tengah Provinsi Nanggröe Aceh Darussalam.

Beredar cerita di tengah masyarakat Gayo tentang Ikan Depik. Bentuk ikan seperti ikan hias bertubuh ramping bersisik putih berkilau dengan ukuran sebesar jempol tangan. Konon Depik berasal dari butiran nasi yang dibuang ke danau. Ikan Depik akan muncul ke permukaan pada musim tertentu, khususnya pada saat musim hujan. Sebelum musim tiba, gerombolan Depik bersembunyi di selatan danau, di kaki Gunung Bur Kelieten. Depik bagi orang Gayo merupakan sebuah anugerah Tuhan, meski terus-menerus dikonsumsi Ikan Depik tidak ada habisnya.

Danau Laut Tawar semakin indah dihiasi pemandangan dua bukit yang mengapit danau air tawar ini. Penyatuan perairan dan dataran memberi banyak sumber penghidupan bagi masyarakat, terutama di sekitar dataran tinggi Gayo. Sebutan laut karena luasnya seperti laut dan sebutan tawar karena airnya tidak asin. Air tawarnya menyimpan banyak flora dan fauna, salah satunya yang paling terkenal ialah ikan depik yang merupakan spesies ikan yang hanya ada di Danau Laut Tawar.

Di sekitar Danau Laut Tawar, Anda bisa melihat orang-orang Gayo yang bercocok tanam dan memancing. Suatu aktivitas yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitar danau. Komoditi unggulan yang ditanam di dataran tinggi Gayo adalah kopi Gayo (kopi arabika) yang sangat terkenal di Jepang. Jika Anda ingin merasakan kopi Aceh langsung dari sumbernya, Anda dapat menemukannya di daerah Gayo.
Untuk menuju Takengon, dari Kota Banda Aceh atau dari Kota Medan, Anda lebih mudah melakukan perjalanan melalui Kota Bireun. Ada sebuah terminal kecil tempat mangkal angkutan elf yang khusus ke Takengon. Lamanya perjalanan sekitar 5 jam dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 25.000. Selain dari Bireun, jalan alternatif menuju Takengon dapat juga ditempuh melalui Blang Kejeren dan Kutacane.

Anda tidak perlu membayar untuk masuk ke kawasan wisata Danau Laut Tawar. Tersedia satu buah kapal motor yang digunakan untuk membawa penumpang mengelilingi Danau Laut Tawar. Di sekitar danau terdapat tempat penginapan bagi para wisatawan yang ingin bermalam di lokasi itu.

Jalan-jalan ke Danau Laut Tawar ketika hari libur, Anda bias melihat orang laki-laki Gayo memancing ikan di tepian danau itu. Mereka hanya menggunakan alat pancing berupa seutas senar yang diikatkan pada sebilah bambu. Anda pun bias ikut memancing bersama mereka tanpa dipungut biaya.

Dikutip dari JALANJALANYUK.COM
Danau Limboto


Objek wisata Alam Danau Limboto yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, yang saat ini memiliki kedalaman antara 5 hingga 8 meter ini, para pengujung dapat menikmati berbagai kegiatan, antara lain, memancing, lomba berperahu, atau berenang. menikmati ikan bakar segar yang disediakan oleh mayarakat nelayan setempat

Perairan danau merupakan kekayaan alam yang tidak hanya memiliki peran fungsional bagi kawasan dan penduduk di sekitarnya. Keindahan serta fenomena alam-nya memberikan panorama yang menakjubkan serta menjadi aset bagi kawasan itu sendiri.
Danau Limboto dari tahun ke tahun luas dan tingkat kedalamannya terus berkurang, Danau Limboto termasuk berperairan mesotrof. terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bone Bolango, terhampar di ketinggian 4,50 dpl , dengan luas ± 3000 hektar. Danau ini dikelilingi oleh lima kecamatan yaitu, Kecamatan Limboto, Telaga, Telaga Biru, Batuda’a, dan Kota Barat yang merupakan wilayah Gorontalo Kota.

Danau Limboto ini merupakan muara dari empat sungai besar yang berhulu di Kabupaten Gorontalo. Keempat sungai tersebut adalah: Sungai Alo, Sungai Daenaa, Sungai Bionga, dan Sungai Molalahu. Danau ini juga merupakan hulu dari Sungai Tapodo yang muaranya menyatu dengan Sungai Bone Bolango dan mengalir terus ke laut.
Danau yang dikelilingi perbukitan, kemungkinan bahwa Danau ini merupakan sebuah kaldera dari sebuah gunung berapi yang meletus ribuan tahun lalu. Kemungkinan ini sangat besar mengingat Pulau Sulawesi merupakan sebuah pulau di Kepulauan Sunda Besar yang sarat dengan gunung-gunung berapi.

Sejak lama, Danau Limboto ini telah menjadi sumberdaya perikanan air tawar bagi penduduk di sekitarnya. Memang Danau ini memiliki multi fungsi baik bagi penduduk sekitarnya maupun kawasan Kabupaten Gorontalo umumnya. Ia juga merupakan sumber air tawar sekaligus penyangga kehidupan dan tata air bagi masyarakat di bantaran sungai-sungainya. Dengan demikian Danau ini merupakan pengendali banjir bagi sebagian besar kawasan Kabupaten. Melihat kesemua peran dan fungsinya yang sangat penting itu, dapat dikatakan bahwa Danau Limboto memegang peran esensial bagi keseimbangan alam dan ekosistem kawasan.

Sumber Wisata Sulawesi
Danau Sentarum

Wisata Alam – Danau Sentarum – Kalimantan Barat

Danau Sentarum ,Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Taman Nasional ini mencakup Bukit Lanjak, Nanga Kenelang dan Bukit Tekenang untuk melihat panorama danau, bersampan dan pengamatan satwa burung dan penelitian yang dilengkapi sarana laboratorium.

Kehidupan masyarakat yang berada di sekitar taman nasional yaitu suku Dayak Iban, Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan masih tradisional. Rumah panjang (Betang) yang dihuni oleh suku tersebut beragam besarnya, ada yang dihuni lima sampai delapan kepala keluarga dan ada yang dihuni 15 sampai 30 kepala keluarga. Rumah panjang yang dihuni 15 – 30 kepala keluarga, mempunyai panjang rata-rata 186 meter dan lebar 6 meter. Kehidupan di rumah betang memperlihatkan suatu kerukunan, kepolosan dan keramahtamahan suku tersebut, dan biasanya wisatawan akan disuguhi tarian dayak
Taman Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli yaitu tembesu/tengkawang (Shorea beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Pada saat musim hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan tergenangnya hutan sekitarnya. Tetapi, pada saat musim kemarau, dimana tinggi air di Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air dari Danau Sentarum akan mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air di sungai tersebut relatif stabil. Akhirnya pada saat puncak musim kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah sekitarnya akan menjadi hamparan tanah yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada di danau, akan terlihat di kolam-kolam kecil

Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas.
Cara pencapaian lokasi: Pontianak-Sintang-Semitau menggunakan kendaraan roda empat sekitar 11 jam atau Sintang-Semitau menggunakan longboat (bandong) ditempuh sekitar tujuh jam. Dari Semitau ke lokasi menggunakan perahu motor jurusan Lanjak. Pontianak-Putussibau dengan pesawat terbang sekitar dua jam dan dari Putussibau ke Nanga Suhaid dengan longboat sekitar tujuh jam.

Budaya Lokal yang Unik
Sebagai kawasan yang kaya akan potensi sumber daya alam, Danau Sentarum juga tempat tinggal masyarakat dari berbagai suku di Kapuas Hulu yang hidup sebagai nelayan, pemungut hasil hutan yaitu Kayu, Madu, Damar, Rotan dan sebagainya. Karena merupakan kawasan konservasi, masyarakat mulai memanfaatkan sumber daya alam secara lestari seperti petani kerambah ikan, pengelolaan ikan Arwana secara lestari, cara pemanenan hasil madu yang disebut tikung dan sebagainya. Ada satu pola hidup yang unik para nelayan yang berdiam dan mencari ikan didanau-danau ini, sebagian besar dari mereka bukan penduduk asli perkampungan danau, tapi berasal dari kecamatan-kecamatan terdekat seperti selimbau, badau, lanjak, semitau, suhaid, piasak. Banyak diantara mereka yang hanya datang pada saat tangkapan ikan cukup memuaskan atau pada musim kemarau, dan kembali lagi ketempat asal mereka ketika air sudah mulai pasang yang artinya ikan-ikan sudah mulai sulit untuk didapat, tapi ada juga yang sudah permanen dalam membudidayakan ikan melalui keramba dan mereka inilah yang kemudian membentuk perkampungan-perkampungan nelayan yang lumayan ramai seperti sekulat, leboyan, dan hampir 99% diantara mereka adalah suku melayu yang memang mata pencaharian mereka adalah diair, tidak seperti suku dayak yang mengusahakan tanah sebagai kebun dan ladang

Sumber Wisata Kalimantan
Danau Tolire.

Wisata Alam – Danau Tolire – Ternate – Maluku Utara


Selain Pantai Sulamadaha, tempat wisata yang juga menjadi pilihan di hari libur, yakni Danau Tolire. Danau Tolire yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama ini menyimpan sebuah kisah sedih. Menurut legenda, Danau Tolire terbagi menjadi dua bagian, yakni Tolire besar dan Tolire kecil. Pecahnya danau tersebut dikarenakan kekhilafan seorang ayah kepada anak gadisnya. Sang ayah memerkosa anak gadisnya.
Setelah tragedi memilukan tersebut, terjadi longsor dan danau meluap. Akibatnya, desa Takome tenggelam. Anehnya, setelah surut danau seolah terbagi menjadi dua bagian. Danau Tolire besar diperkirakan sebagai wujud dari sang ayah. Sementara itu, Danau Tolire kecil adalah wujud sang anak.

Jarak dari Danau Tolire besar dan Danau Tolire kecil hanya 200 meter. Danau Tolire kecil berada dekat tepi pantai. Airnya payau, karena jaraknya dekat dengan laut, yakni sekitar 50 meter. Bila mengunjungi Danau Tolire besar, otomatis harus melewati Danau Tolire kecil.

Sayangnya, keindahan Danau Tolire besar lebih menggiurkan ketimbang Danau Tolire kecil. Kebanyakan wisatawan dan warga memilih Danau Tolire besar sebagai tempat wisata. Danau Tolire besar menyerupai loyang raksasa, dengan luas sekitar lima hektar dan kedalaman 50 meter. Keunikan lainnya adalah air Danau Tolire besar berwana hijau saat musim panas dan coklat pada waktu hujan.
Untuk bisa menikmati pemandangan di sekitar Danau Tolire besar,,hanya saja, jarak dari jalan besar ke Danau Tolire lumayan jauh. .

Selain menyimpan cerita memilukan, Danau Tolire besar juga memiliki kekuatan gaib. Masyarakat setempat percaya terdapat buaya siluman yang melindungi danau. Terlebih lagi, pada zaman dulu Danau Tolire besar merupakan tempat penyimpanan harta Sultan Ternate. Harta disembunyikan di dasar Danau Tolire besar, sehingga aman dari incaran Portugis pada abad ke-15.

Kekuatan gaib Danau Tolire besar bisa dibuktikan dengan cara melempar batu ke danau. Dipastikan, batu tidak akan pernah menyentuh permukaan air danau. Batu yang dilempar seperti hilang sebelum sampai ke permukaan danau. Pengunjung bisa membeli batu yang sengaja disediakan oleh warga. .

Seusai menikmati keindahan danau dan mencoba lempar batu, pengunjung bisa beristirahat sejenak di bawah pepohonan besar. Istirahat di bawah pohon rindang akan bertambah nikmat bila ditemani jagung rebus manis dan teh hangat. Makanan dan minuman bisa dibeli di warung-warung kecil yang ada di sekitar Danau Tolire besar.

Sumber Wisata Maluku
Danau Sebedang.

Wisata Alam – Danau Sebedang – Sambas – Kalimantan Barat



Danau Sebedang ,salah satu tempat tujuan wisata yang terletak didesa Sebedang Kecamatan Sebawi kira-kira 12 km dari ibukota Kab Sambas. Danau Sebedang yang cukup luas dikelilingi oleh pegunungan dan bukit memberikan pesona pemandangan alam yang menarik.
Hamparan perairan danau ini dikelilingi oleh perbukitan yang hijau, sebagian merupakan hutan kayu belian .
Melakukan jungle tracking menuju puncak Bukit Amor di sebelah selatan danau dan menikmati pemandangan yang indah dari ketinggiannya.
Terdapat sebuah pulau di tengah Danau Sebedang ini yang dinamakan Pulau Panjang. Danau Sebedang juga menyimpan legenda rakyat Sambas, yaitu cerita kakak beradik yang bernama Bujang Nadi dan Dare Nandung.
Danau Sebedang merupakan tempat pemandian dan peristirahatan para Sultan Sambas jaman dahulu, situs peninggalannya terdapat di bagian tenggara danau.
Kawasan wisata Danau Sebedang ini mudah di jangkau karena berada pada poros jalan Sambas – Singkawang – Pontianak

Sumber Wisata Kalimantan
Danau Tahai.

Wisata Alam – Danau Tahai – Kalimantan Tengah


Danau Tahai ,adalah sebuah danau kecil yang terdapat di Kota Palangkaraya. Keistimewaan kawasan wisata Danau Tahai lainnya adalah disediakannya jembatan-jembatan kayu yang mengelilingi areal hutan ini, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan terendam air gambut. Di dalam hutan, pengunjung dapat menikmati sejuk dan segarnya udara hutan sambil mendengarkan merdunya kicauan burung-burung. Jika sedang beruntung, pengunjung juga dapat bertemu dengan uwak-uwak, salah satu jenis kera langka yang dilindungi oleh pemerintah dan hanya terdapat di kawasan ini.
Danau Tahai memiliki keunikan yang mungkin tidak dimiliki oleh danau-danau lainnya (terutama di luar Pulau Kalimantan), yaitu airnya berwarna merah yang disebabkan oleh akar-akar pohon di lahan gambut. Di sekitar danau, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yaitu banyak terdapat rumah-rumah terapung yang oleh penduduk setempat disebut sebagai rumah lanting
Latar belakang terbentuknya danau ini belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Namun, ada dua versi cerita yang berkembang di masyarakat mengenai asal-muasal terbentuknya danau ini.
Pertama, Danau Tahai terbentuk karena akumulasi genangan air di lokasi penambangan pasir.
Kedua, Danau Tahai terbentuk karena adanya perubahan aliran Sungai Kahayan, sehingga terbentuk genangan air yang tidak mengikuti aliran sungai itu lagi. Danau ini termasuk jenis danau dataran rendah. Di sekitar danau terdapat hutan gambut yang sangat lebat.
Obyek wisata Danau Tahai terletak di desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, berjarak sekitar 29 Km dari Pusat Kota Palangka Raya. Untuk mencapai ke lokasi sangat mudah, yaitu hanya memakan waktu sekitar 30 Menit baik dengan menggunakan Kendaraan Roda dua maupun kendaraan roda empat, dengan kondisi jalan aspal yang cukup bagus.
Kemungkinan, kata Tahai berasal dari Bahasa Dayak yang berarti danau. Berdasarkan mitologi masyarakat, Danau Tahai terbentuk karena adanya genangan air yang berupa galian pasir , sehingga tidak mengalir menuju sungai berikutnya.
Sangat banyak memang jumlah Tahai di Kalimantan Tengah ini, namun yang sangat diminati oleh para pengunjung adalah Danau Tahai.
Danau ini, dengan nuansa alami hutan yang sangat lebat, jembatan di atas danau, kereta air, beberapa gubuk melepas kelelahan dan disertai dengan berbagai penginapan

Sumber Wisata Kalimantan